02 April 2013

MEMILIH MATERI PENYULUHAN


MEMILIH MATERI PENYULUHAN

Beberapa tahun silam sebelum mengikuti tugas belajar, desa tempat tugas saya kedatangan tamu dari Dinas Peternakan Kabupaten, salah satu PPL yang ikut dalam rombongan tersebut menyampaikan penyuluhan dengan materi “Cara Beternak Babi Secara Intensif ” mulai dari penjelasan jenis bangsa babi, cara memilih bibit, pakan hingga ke konstruksi kandang yang baik, dijelaskan semua secara rinci, dengan menggunakan media power poin.
Pada sore harinya saat bincang-bincang diteras rumah bersama para tetangga yang biasa ngumpul ngobrol disitu, saya menanyakan bagaimana tanggapan mereka terhadap materi penyuluhan mengenai ternak babi yang disampaikan petugas dari kabupaten tadi, rata-rata ternyata menganggap materi tersebut kurang bermanfaat karena sulit untuk diterapkan dan perlu biaya mahal. Bagaimana tidak dikatakan sulit dan mahal oleh sasaran jika penjelasannya materi penyuluhan tersebut seputar kandang babi dari beton, pakan konsentrat, bibit unggul yang mahal. Itulah sekilas contoh mengenai materi penyuluhan yang tidak dapat memenuhi kebutuhan sasaran penyuluhan, yang akhirnya hanya menjadi “materi super flous”.

A.  Pengertian Materi Penyuluhan

Dalam kamus besar bahasa indonesia disebutkan bahwa arti dari kata “materi” adalah sesuatu yg menjadi bahan untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, dikarangkan, disampaikan. Sedangkan kata dasar “suluh” yang dalam bentuk kata kerja menjadi “penyuluhan” diartikan sebagai proses, cara, perbuatan menyuluh.  Berdasarkan kedua kata tersebut maka materi penyuluhan secara sederhana dapat diartikan sebagai bahan yang dibicarakan dalam menyuluh.
Dalam UU Nomor 16 Tahun 2006, disebutkan bahwa materi penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum, dan kelestarian lingkungan.
Sedang menurut Kementan (2013), dalam modul Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Penyuluh Pertanian bahwa materi penyuluhan diartikan sebagai pesan yang akan disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran penyuluhan. 

B.  Faktor Pembatas Dalam Pemilihan Materi

Dalam Kementan (2013) dikatakan bahwa, apapun materi penyuluhan yang disampaikan oleh seorang penyuluh, pertama-tama harus diingat bahwa materi tersebut harus senantiasa mengacu kepada kebutuhan yang telah dirasakan oleh masyarakat sasarannya. Tapi tentunya dalam prakteknya dilapangan tidaklah mudah untuk menentukan materi penyuluhan benar-benar mengacu pada kebutuhan sasaran, karena adanya faktor-faktor pembatas dalam memilih materi. 

1. Faktor Keragaman Kebutuhan Materi
 Walaupun tergabung dalam sebuah kelompok tani tidak berarti bahwa kebutuhan sasaran terhadap materi penyuluhan kemudian menjadi seragam. Tingkat pengetahuan, ketrampilan, sikap sasaran dan keadaan usaha tani yang beragam membutuhkan materi yang beragam pula. 

2. Faktor Kemampuan Sasaran Melaksanakan Materi
 Materi penyuluhan bahkan yang dianggap sebagai materi pokok yang penting sekalipun jika pada pelaksanaannya dilapangan sulit untuk dilaksanakan, karena keterbatasan kemampuan sasaran baik itu dari segi biaya, ketrampilan maupun sarana-prasananya, maka materi tersebut akan menjadi materi yang kurang bermanfaat. 

C.  Pertimbangan Dalam Memilih Materi

1. Pertimbangan Materi Penyuluhan Berdasarkan Tingkat Keragaman Kebutuhan Sasaran
 Dengan keragaman kebutuhan sasaran maka dalam memilih materi penyuluhan, hendaknya melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu dengan cara memilah-milah materi yang seyogyanya mampu memberikan solusi bagi pemecahan masalah yang dihadapi oleh sasaran utama dan  dapat mengakomodir keragaman kebutuhan sasaran. Sebagaimana acuan yang diberikan Arboleda (1981) dalam Mardikanto (1993) agar setiap penyuluh mampu membeda-bedakan ragam materi penyuluhan yang ingin disampaikan pada setiap kegiatannya ke dalam :
a.  Materi Pokok (Vital)
Materi pokok merupakan materi yang benar-benar dibutuhkan dan harus diketahui oleh sasaran utamanya. Materi pokok sedikitnya mencakup 50 persen dari seluruh materi yang disampaikan
b.  Materi Penting (Important)
Materi penting berisi dasar pemahaman tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan oleh sasarannya. Materi ini diberikan sekitar 30 persen dari seluruh materi yang disampaikan.
c.  Materi Penunjang (Helpful)
Materi penunjang masih berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan yang sebaiknya diketahui oleh sasaran untuk memperluas cakrawala pemahamannya tentang kebutuhan yang dirasakannya itu. Materi ini maksimal 20 persen dari seluruh materi yang disampaikan. 

2. Pertimbangan Materi Penyuluhan Berdasarkan Kemampuan Penerapan Materi Oleh Sasaran
Agar materi yang  dipilih benar-benar bermanfaat dan dapat diterapkan oleh sasaran, maka hendaknya sebuah materi perlu dipertimbangkan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut :
a.  Apakah jika materi ini diterapakan dapat memberikan keuntungan yang nyata kepada sasaran?
b.  Apakah jika materi ini disampaikan dapat mengisi kegiatan-kegiatan komplementer daripada kegiatan yang ada sekarang?
c.  Apakah materi ini  tidak bertentangan dengan adat istiadat dan kebudayaan masyarakat ?
d. Apakah materi ini sederhana dan mudah untuk dilaksanakan, tidak memerlukan ketrampilan yang terlalu tinggi dari sasaran?
e. Apakah sasaran memiliki  cukup pengetahuan, biaya dan sarana yang diperlukan, dalam menerapkan materi ini?
f. Seberapa lama dapat dimanfaatkan dan apakah segera dapat memberikan hasil yang nyata?
g. Apakah materi ini bila diterapkan oleh sasaran tidak memerlukan ongkos tambahan yang terlalu mahal?
h. Apakah materi ini memiliki resiko yang besar dalam penerapannya?
i. Apakah manfaat dari  penerapannya menarik dan menonjol ?
j. Dapatkah penerapan materi ini dilakukan dalam berbagai keadaan dan mudah diperluas dalam kondisi yang berbeda-beda ?
Dari beberapa pertanyaan tersebut, penyuluh dapat menilai apakah suatu materi tepat atau tidak untuk disampaikan pada sasaran .

3. Pertimbangan Materi Penyuluhan Berdasarkan Localy Specific
 Kebutuhan materi penyuluhan antara wilayah satu dengan wilayah lain tentunya tidak sama.  Berdasarkan hal ini tentu perlu juga memiliki pertimbangan mengangkat materi tentang inovasi teknologi spesifik lokalita dengan memperhatikan potensi yang terdapat di daerah setempat.  Sebagai contoh, di wilayah Papua akan lebih efektif jika dilakukan penyuluhan mengenai pengembangan produktivitas sagu dan ubi mengingat komoditas tersebut adalah bahan pangan utama di daerah itu.  Contoh lain misalnya di daerah Garut, pemberdayaan pupuk buatan dari kotoran kambing bisa dijadikan materi unggulan dalam program penyuluhan karena di daerah tersebut hampir sebagian besar penduduknya memelihara kambing (http://www.ut.ac.id/).

Penutup
Penyuluhan pertanian sebagai pendidikan nonformal di luar sekolah yang diberikan kepada petani dan keluarganya bukan untuk memecahkan semua persoalan yang dihadapi petani. Penyuluhan pertanian hanya dimaksudkan agar petani dan keluarganya dapat memperbaiki kehidupan mereka sendiri dengan cara meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya untuk mencapai tujuan berupa berusaha tani yang lebih baik, berbisnis yang lebih baik, dan berkehidupan yang lebih baik.
Memang tidak ada satupun materi yang benar-benar efektif untuk memenuhi keragaman kebutuhan sasaran, untuk itu dalam memilih materi paling tidak materi tersebut relevan dengan kebutuhan sasaran, berasal dari sumber yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan, dapat diakses dengan baik, dapat menjadi referensi solusi bagi masalah sasaran serta dengan kemampuan yang dimiliki dapat diterapkan oleh sasaran.
Sumber :
  • Kementan, 2013. Modul Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Penyuluh Pertanian, Kementerian Pertanian Badan Pengembangan SDM Pertanian Sekolah Tinggi   Penyuluhan Pertanian.
  • Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian, Universitas Sebelas Maret Press. Surakarta.
  • Undang-Undang No 16 tahun 2006. Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kelautan. 
  • Universitas Terbuka, 2011. Strategi pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian, diakses pada tanggal 20/03/2013,    http://www.ut.ac.id/html/suplemen/luht4230/strategi.htm